PINRANG, arusinfo.id— Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang mengadakan studi tiru penanganan stunting di Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Rabu (25/10).
Rombongan dari Dinkes Pinrang dipimpin langsung oleh Kadis Kesehatan Pinrang, drg Dyah Puspita Dewi bersama perwakilan pegawai dari Dinkes dan perwakilan Puskesmas se-Kabupaten Pinrang.
Dalam pengantarnya, drg Dewi menyampaikan penanganan stunting merupakan fokus dari pemerintah saat ini, termasuk di Kabupaten Pinrang. Dirinya berharap dengan studi tiru di Dinkes Badung ini, maka bisa menjadi masukan agar pengelolaan stunting bisa lebih bagus lagi kedepannya.
Dipilihnya Badung sebagai lokasi studi tiru kata Dewi karena Badung menjadi daerah percontohan penurunan angka prevalensi stunting.
Sementara itu, perwakilan Dinkes Badung yang diwawakili Kepala Puskesmas Mengwi, dr Ngurah Arya Yogie Krisna menyampaikan bahwa masalah kesehatan merupakan masalah holistik semua unsur pemerintahan. Bukan hanya menjadi tanggung jawab dari Dinkes semata.
“Penanganan kesehatan bukan hanya dari Dinkes dan puskesmas tetapi ada kebijakan dari pemerintah daerah,” kata dr Ngurah Arya.
Dia menjabarkan contoh penerapan penanganan stunting secara bersama dengan dukungan pemda yakni dengan melibatkan pemerintah desa. Setiap desa diwajibkan untuk menganggarkan 10-20 persen untuk penurunan stunting.
“Di desa itu wajib menganggarkan 10 persen untuk penurunan stunting. Jadi bagaimana desa juga ikut serta. Termasuk pencegahan dan penurunan stunting. Harus ada kesadaran bersama,” paparnya.
dr Ngurah Arya juga menjelaskan program andalan dari Pemkan Badung yakni Jadi bagaimana desa juga ikut serta. Termasuk pencegahan dan penurunan stunting. Harus ada kesadaran bersama. Ini membuat Pemkab Badung menjadi daerah percontohan dalam program percepatan penurunan angka prevalensi stunting.
“Kami memiliki program dan aplikasi e-Garbasari. Sehingga bisa memantau anggaran dan penggunaannya untuk pencegahan dan penurunan stunting,” jelasnya.
.












