Pinrang— Polres Pinrang menyatakan harga sabu di wilayahnya mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan ini disebut sebagai indikator menurunnya peredaran narkotika di Kabupaten Pinrang. Jika sebelumnya sabu dijual sekitar Rp800 ribu per gram, kini melonjak menjadi Rp1,2 hingga Rp1,3 juta per gram.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa sabu mulai langka di Pinrang. Itu merupakan dampak positif dari operasi kepolisian dan kerja keras bersama masyarakat,” ungkap Kapolres Pinrang, AKBP Edy Sabhara dalam konferensi pers di Mapolres Pinrang, Senin (30/6/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam rilis hasil Operasi Antik Lipu 2025, yang digelar sejak 10 hingga 29 Juni 2025. Dalam operasi itu, Polres Pinrang berhasil menangkap 30 pelaku tindak pidana narkoba. Seluruh tersangka terdiri dari 24 laki-laki dan 6 perempuan, yang semuanya merupakan pengguna sekaligus pengedar.
Dari tangan para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 600 gram sabu dan 2.070 butir obat keras daftar G.
“Semua ini hasil kerja keras petugas selama operasi berlangsung. Kita tidak hanya melakukan penindakan, tetapi juga pencegahan. Dampaknya, harga sabu naik karena semakin sulit didapat di Pinrang,” beber Edy.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Pinrang, Iptu Mangopo, turut mengungkap hasil positif lainnya dari operasi tersebut. Dua lokasi yang selama ini dikenal sebagai titik rawan peredaran sabu di Kecamatan Paleteang, yakni kawasan kuburan Cina dan area pinggir sungai belakang stadion, kini telah bersih dari aktivitas mencurigakan.
“Tempat-tempat yang dulunya dikenal sebagai loket atau sarang peredaran sabu saat ini sudah tidak ditemukan lagi aktivitas seperti itu,” jelasnya.
Menurut Mangopo, keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi antara aparat penegak hukum dan masyarakat dalam menjaga lingkungan dari bahaya narkoba.
