BerandaPemerintahan

Kutukan Pertandingan Pertama; Sejarah tak Panjang Timnas Indonesia di Piala Asia

×

Kutukan Pertandingan Pertama; Sejarah tak Panjang Timnas Indonesia di Piala Asia

Sebarkan artikel ini
(detik.com)

NASIONAL, arusinfo.id–AFC Asian Cup atau Piala Asia dihelat pertama kali 67 tahun lalu yaitu pada tahun 1956. Hongkong menjadi Negara pertama yang ditunjuk untuk perhelatan sepakbola terbesar antar Negara Asia (sekarang se-Asia Pasifik karena keikutsertaan Australia di dalamnya). Turnamen yang dihelat 4 tahun sekali ini adalah pintu bagi negara-negara Asia untuk bertarung dalam turnamen sepakbola sejagad raya, Piala Dunia. Negara yang berhasil keluar sebagai juara, berhak atas satu tiket utuh untuk melenggang ke piala dunia.  Satu hal yang spesial bagi kita pecinta bola tanah air untuk gelaran piala asia mendatang adalah lolosnya Timnas Indonesia di ajang 4 tahunan ini. Tim yang diasuh Shin Tae-Yong berhasil lolos setelah menjadi runner-up terbaik di babak qualifikasi.

Lantas bagaimana jejak timnas pada turnamen yang diadakan 67 tahun lalu ini?

PIALA ASIA 1996

Tahun 1996 adalah kali pertama Timnas mencicipi gelaran sepakbola terbesar se-Asia. Danurwindo yang mengarsiteki Timnas adalah nama dibalik kesuksesan skuad garuda menembus piala asia untuk pertama kalinya. Di turnamen edisi ke 11 yang diadakan di Uni Emirat Arab ini, Indonesia tergabung dalam grup A bersama tuan rumah Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, dan Korea Selatan. Di gelaran inilah tercipta gol legendaris dari seorang Widodo C. Putro. Sebuah gol yang selalu jadi perbincangan jika kita menyebut nama yang kini melatih Deltras Sidoarjo yang berlaga di liga 2.

Pada pertandingan di Stadion Syekh Zayed, Abu Dhabi, Timnas Indonesia berhadapan dengan Kuwait. Timnas tampil impresif dengan unggul dua gol terlebih dahulu lewat sentuhan Widodo dan Ronny Wabia. Gol pertama yang dicetak di menit 20 itulah yang dinobatkan sebagai gol terbaik di gelaran piala asia edisi tersebut. Memanfaatkan kesalahan lini pertahanan Kuwait, Ronny Wabia yang berduet dengan Widodo di lini depan berhasil merebut bola backpass yang diarahkan pada pemain terakhir Kuwait. Memanfaatkan kecepatannya, ia merebut dan berlari ke sisi kanan pertahanan lawan, ketidaksiapan dan keterkejutan pemain lawan dimanfaatkan Ronny dengan melepaskan umpan silang ke tengah kotak 12 pas di mana widodo sudah menunggu dengan longgarnya.

“jika saya berhenti bermain sepak bola, mungkin saya akan kembali melihat gol tersebut lewat rekaman video,” sebut Khaled Al Fadhli kipper Kuwait saat itu dalam sebuah wawancara.

Baca juga :  Kades Samaenre Pinrang Dipolisikan Terkait Dugaan Laporan Palsu Penipuan 

Bola udara yang mengarah ke Widodo di sambar dengan membalik badan dan melakukan sepakan di udara, bicycle kick merobek jala Kuwait. Berlanjut ke menit 30, Indonesia kembali unggul lewat kaki Ronny Wabia yang memanfaatkan bola muntah hasil sepakan Widodo. namun sayang keunggulan itu dapat disamakan lewat 2 gol balasan di babak kedua.

Hasil menjanjikan bagi tim yang pertama kali merasakan atmosfer piala asia tersebut sayangnya tidak berlanjut di dua pertandingan sisa. Timnas kalah 2-4 dari Korea Selatan dan 0-2 melawan tuan rumah UEA.

PIALA ASIA 2000

Adalah keikutsertaan kedua Timnas di Piala Asia. Digelar di Lebanon, timnas diisi wajah-wajah baru yang berbeda di gelaran sebelumnya. Nur Alim memimpin rekan-rekannya seperti Anang ma’ruf, dan Bambang Pamungkas yang melakukan debutnya di Timnas Piala Asia. Tim yang diasuh Nandar Iskandar juga tidak bisa berbicara banyak di gelaran yang dijuarai oleh Jepang. Di turnamen ke 12 ini Indonesia bergabung di grup B, lagi-lagi dengan Korea Selatan dan Kuwait. Pada pertandingan pertama, Timnas berhasil menahan imbang Kuwait di pertandingan pertama (0-0) dan menelan dua kekalahan lagi di laga sisa. Tersungkur di hadapan China 4-0, lalu dihancurkan 3-0 oleh Korea Selatan. Naasnya, Pada turnamen ini tim asuhan Nandar Iskandar tak berhasil melesakkan sebiji gol pun.  Timnas gugur dengan hanya mengantongi satu poin saja.

PIALA ASIA 2004

Di turnamen yang digelar di China, Indonesia lolos untuk kali ketiga secara beruntun pada turnamen yang dihelat 4 tahun sekali ini. Tergabung di grup A bersama tuan rumah China, Bahrain, dan Qatar. Indonesia saat itu dilatih oleh salah satu pelatih terbaik yang pernah menangani Timnas, Ivan Kolev berhasil mempersembahkan kemenangan pertama bagi skuad Merah Putih di ajang Piala Asia. Memadukan skuad muda dengan para veteran, nama-nama seperti Budi Sudarsono, Ponaryo Astaman, dan Syamsul Chaeruddin yang masih terbilang muda berpadu dengan pemain-pemain senior seperti Hendro kartiko, Alex Pulalo, dan Rochy Putiray.

18 Juli 2004 di Workers Stadium, timnas berhadapan dengan Qatar yang saat itu dilatih Philippe Troussier. Pelatih asal Perancis yang di edisi piala asia sebelumnya mempersembahkan gelar juara bagi Jepang. Qatar yang saat itu lebih diunggulkan ternyata dapat ditumbangkan oleh dua gol masing-masing dari Ponaryo di menit 20, dan Budi Sudarsono pada menit 48. Dua gol itu hanya mampu dibalas dengan satu lesakan bola oleh Qatar di menit 83.  Indonesia meraih kemenangan pertamanya di Piala Asia.

Baca juga :  Pria Tewas Tergantung di Pinrang Pernah Adu Mulut dengan Istri dan Ancam Bunuh Diri 

Tapi seperti gelaran-gelaran sebelumnya, Timnas lagi-lagi gagal menembus fase grup setelah dihancurkan China dan Bahrain.

PIALA ASIA 2007

Gelaran kali ini mungkin adalah yang paling banyak diingat masyarakat pecinta bola tanah air. Pada turnamen edisi ke 14 ini, empat Negara ASEAN ditunjuk sebagai tuan rumah bersama. Indonesia menjadi tuan rumah bersama dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dan yang istimewanya adalah laga final diadakan di stadion kebanggaan kita Gelora Bung Karno. Di GBK jugalah tercetak sejarah keluarnya Irak sebagai pemenang Piala Asia untuk kali pertama.

Indonesia tergabung di grup D bersama Arab Saudi, Korea Selatan, dan Bahrain. Masih dibawa asuhan pelatih Bulgaria, Ivan Kolev, timnas menyuguhkan kepada kita pertandingan-pertandingan yang menarik. 10 Juli 2007, Timnas menghadapi Bahrain di laga perdana. Di paruh babak pertama, tampak stadion GBK belum dipenuhi oleh penonton, namun meskipun demikian chant-chant dari supporter tidak pernah berhenti menggema. Di menit 14, stadion GBK bergemuruh lewat liukan mematikan si ular piton (julukan Budi Sudarsono) yang melewati kiper Bahrain. Dengan gawang yang sudah tak terjaga Budi melesakkan bola ke gawang Bahrain. 1-0 untuk Timnas. Ketenangan Ricardo Salampessy, Charis Yulianto di belakang, menjadi penopang bagi lini tengah yang diisi dua gelandang terbaik saat itu, Ponaryo dan Firman Utina. Duet gelandang elegan ini menjadi penyalur bola bagi lini depan yang dihuni Budi, BP, dan Erol Iba yang menyisir dari pinggir lapangan.

Keunggulan Indonesia sayangnya tidak bertahan lama, pada menit 27 gol dari Sayed Mahmoud Jalal menyamakan kedudukan. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum. Baru pada menit 64 lewat bola rebound hasil tendangan keras Firman Utina dari luar kotak penalty, dimanfaatkan BP dengan tenang untuk menciptakan keunggulan 2-1. Skor yang bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Kemenangan yang istimewa tersaji di GBK hari itu.

Penampilan yang atraktif di pertandingan pertama menjadi modal besar bagi Timnas. Sayangnya, seperti sebuah kutukan, Timnas selalu saja gagal di pertandingan sisa. Tak pernah sekalipun Indonesia meraih hasil baik di laga kedua dan ketiga. Pertandingan ketat melawan Arab Saudi dimenangkan tim lawan lewat drama gol di menit-menit akhir. Pada menit 87, Arab Saudi berhasil mencetak gol dan menjadi gol terakhir di pertandingan malam itu. Skor 2-1 bagi Arab Saudi.   Hasil yang sama akhirnya sekali lagi terulang di pertandingan penentu melawan Korea Selatan. 88.000 penonton yang hadir, menjadi saksi takluknya timnas di tangan Korea Selatan, 1-0. Kutukan itu seperti tidak ingin hilang dari Timnas, hasil baik dan menjanjikan di laga pembuka selalu menghadirkan akhir yang menyesakkan.

Baca juga :  Pemkot Parepare Agendakan Seleksi Terbuka Dua Jabatan Eselon II-B

Piala Asia 2023

Setelah absen selama 16 tahun, dengan segala drama dan intrik yang terjadi di sepakbola Indonesia, akhirnya Timnas dapat kembali merasakan persaingan di kompetisi tertinggi Asia. Perjuangan timnas diawali dari level terendah, yaitu babak Playoff qualifikasi. Tergabung bersama Taiwan, Kamboja, dan Guam, anak asuh Shin Tae-yong berhasil lolos untuk memasuki fase grup kualifikasi. Di fase kualifikasi sudah menunggu Yordania, Kuwait, dan Nepal di Grup A.

Secara luar biasa, Indonesia akhirnya merebut tiket lolos ke piala Asia 2023 yang akan digelar di Qatar, Januari tahun depan. Mengalahkan Kuwait di pertandingan pertama, Indonesia kemudian takluk 0-1 kala menghadapi Yordania. Hingga akhirnya di pertandingan terakhir, mencukur Nepal dengan skor mencolok 7-0. Asnawi Mangkualam cs, berhasil meraih satu tiket ke Qatar. Sebuah pencapaian setelah vakum sekian lamanya.

Hasil undian Piala Asia, menempatkan Indonesia di grup D. bersama dengan Juara 4 kali Asia, Jepang. Juara satu kali, Irak. Dan seteru abadi di wilayah ASEAN, Vietnam. Indonesia dijadwalkan akan berhadapan dengan Irak di pertandingan pertama pada 15 Januari 2024, di Ali Stadium. Kemudian Indonesia akan menghadapi Vietnam pada 19 Januari, sebelum akhirnya melawan Jepang di Ahmad Bin Ali Stadium, pada 24 Januari 2024.

 Kita berharap Indonesia bisa berbicara banyak kali ini. Skuad Timnas yang berisi banyak pemain naturalisasi yang berpengalaman di Eropa, dan kombinasi pemain muda dan senior sejauh ini telah memperlihatkan kepada kita peningkatan permainan di bawah asuhan Shin Tae-Yong yang juga punya pengalaman di level Piala Dunia. Apakah kutukan pertandingan pertama dapat dihentikan anak asuh Shin Tae-yong? Kita nantikan di gelaran Piala Asia mendatang.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *